Kamis, 27 November 2014

Pacet - Surga Mini di Lereng Gunung Arjuna

Hanya selama dua hari, namun berteman alam dan hikmah. Outbond Figure yang diadakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam Gontor ini diadakan di area Outbond Pacet, Mojokerto. Berjumlahkan peserta sekitar 60-an mahasiswa dari semester 1, 3 dan 5 ditambah dengan panitia 15 orang yang sudah selesai S1 dan semester 7. Area Outbond yang diadakan di lereng Gunung Arjuna ini sangat alami, bersahabat dan identik dengan alam Indonesia yang masih natural. Pohon pinus pun menjulang tinggi seperti kokoh menahan tanah yang ada di lereng tersebut menambah suasana teduh dan dingin di sekitar area perkemahan.




                Berangkat dari bumi Darul Ma’rifat di Kediri pada hari Jum’at pukul 05.30 WIB menuju ke bumi perkemahan Pacet  memakan waktu kurang lebih 4 jam. Sesampainya di sana, kami dikumpulkan oleh panitia untuk apel dilanjutkan dengan sarapan pagi ala santri dan pembagian kelompok menjadi 7 regu. Iyel-iyel dan kerjasama kelompok, itulah yang diinstruksikan panitia ketika pertama kali sehingga membuat suasana semakin riuh dan ramai saat masing-masing regu menunjukkan unjuk giginya diantara mereka.
Dimulai dengan acara pemanasan yaitu Joget Asyik dimana setiap peserta disuruh untuk membuat lingkaran dan berjoget ria lalu membentuk kode barisan ketika musik berhenti, sangat mengesankan sampai tak tersadar bahwa waktu menunjukkan pukul 11 siang persiapan sholat Jumat. Dengan dipimpin oleh Al Ustadz Amir Mahmud dan khatib oleh Al Ustadz Ulil, sholat jumat kali ini sangat unik, yaitu di alam terbuka dengan naungan teduh pohon-pohon pinus.

Setelah sholat jumat, apel pun segera diadakan kembali untuk melanjutkan acara. Diawali dengan menyorakkan iyel-iyel dari masing-masing regu, lalu makan siang berlanjut ke acara inti yaitu Widegame. Dari 7 regu, masing-masing disebar ke 6 permainan non-stop yang dimulai dengan game Menara Sandal dan Sepatu, yang paling tinggi pun melanjutkan ke permainan berikutnya yaitu Loncat Bersambung. Widegame selanjutnya terbilang sangat unik, dinamai Jembatan Suramadu, dengan kita menyambungkan kayu yang disangga dengan pipa dan berestafet sampai garish finish.
Bagi yang lolos maka melanjutkan ke babak berikut yaitu melepaskan Tali Kaki dan Tangan, yang saya rasa paling rumit diantara game yang lain. Permainan selanjutnya adalah yang sangat identik dengan outbond yang tidak lain adalah Flying Fox dan Jembatan Goyang, tidak semuanya berani mencoba karena ini membutuhkan adrenalin yang lumayan tinggi. Badan bermandikan keringat, namun semangat mereka seperti anak kecil yang tiada habisnya, menuju ke game yang terakhir yaitu Water to Water, game apakah ini? Ini adalah lomba mengisi ember dengan air yang disalurkan dari peserta ke peserta. Uniknya, cara menyerahkannya adalah dengan disungging diatas kepala menggunakan gelas plastik. Apa serunya? Adalah eksekusi berlaku bagi mereka yang kalah dengan mereka yang menang.
Matahari pun sudah beranjak ke peraduannya, hawa dingin hembusan angin gunung pun mulai menusuk ke pori-pori, para peserta segera menghilangkan lelah dengan mandi dan shalat Ashar berjamaah. Dingin, sejuk dan segarnya air Pacet disini adalah yang menjadi daya tarik tersendiri, alami dan natural dari mata air lereng gunung Arjuna. Langit mulai memudar merah, adzan berkumandang sayu terdengar dan shalat maghrib segera dilaksanakan berjamaah, sekali lagi di alam terbuka dilanjutkan dengan shalat Isya’. Setelah makan malam, acara seperti tiada habisnya, yaitu Api Unggun, Bakar Jagung Together dan Wisata Pemandian Air Panas Alam khas Pacet. Peserta menyebar, ada yang tinggal di buper menikmati malam dengan membakar jagung dan banyak pula yang ke pemandian air panas. Ternyata, walaupun sudah jam 9 malam, lokasi wisata disini masih sangat ramai, entah karena bertepatan dengan 1 Muharram yang identik dengan acara padusan namun kami tetap niatkan hanya sekedar berwisata. Rangkaian acara pada hari pertama berjalan sukses, dan kami pulang bersama ke buper untuk istirahat melepaskan capek berteman taburan bintang dan julangan pohon pinus yang tinggi.
Dini hari pukul empat, panitia membangunkan kami untuk shalat shubuh dan bersiap-siap untuk parade jalanan menuju Air Terjun Pacet pada pagi harinya. Sebelum parade jalanan, kami bersenam ria bersenam dan dipimpin oleh Mas Ali dengan gerakan tubuhnya yang lincah dan tidak bergenre, membuat setiap peserta semakin tertawa dan bersemangat. Dilanjutkan menuju ke air terjun, selama perjalanan kami bernyanyi dan berparade sehingga membuat penduduk sekitar pacet keheranan bercampur tawa, “inilah ciri khas kami!” kataku dalam hati. Sesampainya di air terjun pacet, selfie-an, grovie-an sampai foto bersama kami lakukan karena ini adalah momen yang tidak akan terlupakan. Bahkan ada yang nekat basah-basahan.


Pukul delapan, kembali menuju ke buper, lalu sarapan pagi sampai pukul sepuluh pagi. Acara selanjutnya adalah persiapan lomba menghidupkan petasan, dan inilah puncak acara di pacet. Permainan ini menggabungkan setiap dari 2 kelompok menjadi satu, dalam lintasan yang berbelok-belok satu orang dipilih untuk memegang lilin untuk menghidupkan petasan dengan dilindungi oleh beberapa temannya. Sedangkan diluar lintasan, sudah siap serdadu dari musuh dari berbagai kelompok untuk melempari dengan plastik yang diisi oleh air, sangat seru dan menantang karena pada akhirnya bukanlah hasil yang dinilai namun kerjasama kelompoklah yang menentukan menang tidaknya regu tersebut.
Setelah acara tersebut, truk dan bus sudah menunggu untuk menuju objek selanjutnya, yaitu Obech Rafting. Tempat objek khusus arung jeram ini sangat masih alami, sungainya bernama Sungai Kromo dan terkenal dengan jeramnya yang banyak dan tinggi. Berbahayakah? Tidak, karena disini sudah terdapat para instruktur profesional yang berpengalaman. Untuk menelusuri sepanjang sungai membutuhkan waktu sampai 2 jam dengan istirahat satu kali, dan rasa pegal dan capek baru terasa setelah rafting ini. Namun satu hal yang saya dapat, sangat puas!



           


Senang, dahaga, tertawa dan peluhan keringat diantara peserta pun bercampur jadi satu. Tidak hanya bersenang-senang, namun kami terdidik disini untuk memaknai setiap filosoi permainan dalam penerapan ke kehidupan sehari-hari. Acara yang dikoordinir oleh kakak-kakak yang memang juga alumni gontor ini berjalan lancar dan sukses tanpa ada hambatan yang berarti. Pengalaman adalah ajaran bagaimana kita hidup, namun diri sendirilah yang menjadi guru dalam kehidupan. Kegiatan dan inovasi bermanfaat yang dilaksanakan oleh Dewan Mahasiswa dan MAPALA  seperti ini semoga dapat diadakan rutin setiap tahunnya. Amin.


Salam dari penulis . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar